Takdir merupakan ketetapan Allah SWT yang telah ditentukan bagi setiap makhluk yang diciptakan-Nya, termasuk manusia. Kepercayaan terhadap adanya takdir termasuk dalam rukun iman yang terakhir, yaitu iman terhadap qada dan qadar.
Mengutip dari buku 13 Cara Nyata Mengubah Takdir karya Jamal Ma’mur Asmani, dkk, takdir dalam bahasa Arab berasal dari kata ‘qadara, yuqaddiru, taqdir’ yang artinya memperkirakan, menentukan, menentukan, membandingkan dan menjadikan kekuatan.
Berdasarkan istilah tauhid, takdir adalah sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah SWT sejak zaman kekekalan atau sebelum seluruh ciptaan-Nya diciptakan.
Ajaran Islam mengenal dua macam nasib, yaitu nasib muallaq atau nasib yang masih bisa diubah dengan usaha dan nasib mubram yang tidak bisa diubah.
Takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT tersimpan dalam Ummul Kitab atau Lauhul Mahfudz, sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya melalui Al-Qur’an surat Ar-Ra’d ayat 39:
يَمْحُوا۟ ٱللَّهُ مَا يَشَآءُ وَيُثْبِrameُ ۖ وَعِندَهُۥٓ أُمُّ ٱلْكِrameٰبِ
Artinya: “Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya terdapat Ummul-Kitab (Lauhul Mahfuzh).” (QS Ar-Ra’d : 39).
Ketetapan takdir Allah SWT terdapat pada beberapa ayat Al-Qur’an lain beserta hadis Nabi SAW. Berikut sejumlah dalil tentang takdir yang dirangkum dari buku Panduan Ilmu dan Hikmah karya Ibnu Rajab dan Takdir Allah Tak Pernah Salah karya Agus Susanto
Dalil tentang Takdir dalam Al-Qur’an
1. Surat Al-An’am Ayat 59
; يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِىلُمَٰrameِ ٱلْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَٰ مُّ % إِسٍ ا orang ُّ و ilan و ا orang و و ilan
Artinya: “Dan di sisi Allah-lah kunci segala sesuatu yang ghaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut, dan tidak ada sehelai daun pun yang gugur kecuali Dia (juga) mengetahuinya, dan tidak ada sebutir butir jatuh di kegelapan bumi, dan tidak ada sesuatu pun yang basah atau kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz).” (QS Al-An’am : 59).
2. Surat Yunus Ayat 61
; فِيهِ ۚ وَمَا يَعْزُبُ عَن رَّبِّكَ مِن مِّثْقَالِ ذَّةٍ فِى وangat أ و و و orang و و و و و krip َٰبٍ مُّبِينٍ
Artinya: “Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca satu ayat pun dari Al-Qur’an dan kamu tidak melakukan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi bagi kamu apabila kamu mengerjakannya. Tuhanmu tidak luput dari ilmu walaupun sebesar a zarrah (atom) yang ada di bumi atau di langit . Tidak ada sesuatu pun yang lebih kecil dan tidak ada yang lebih besar dari itu, melainkan (semuanya tercatat) dalam sebuah kitab yang sesungguhnya (Lauhul Mahfuzh). (QS Yunus : 61).
3. Surat Al-Hadid Ayat 22
مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِىٓ أَنفُسِكُمْ إِلَّا ف ِى كِتَٰبٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَآ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ ي َسِيرٌ
Artinya: “Tidak ada musibah yang menimpa bumi dan (bahkan) diri sendiri kecuali yang telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya hal itu mudah bagi Allah.” (QS Al-Hadid : 22).
4. Surat Al-Hajj Ayat 70
; َلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا
Artinya: “Dan berilah dia rezeki dari arah yang tidak disangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan memenuhi (kebutuhannya). membuat rezeki untuk segala sesuatunya” (QS At-Talaq: 3).
6. Surat Al-Furqan Ayat 2
ٱلَّذِى لَهُۥ مُلْكُ ٱلسَّمَٰوَٰrameِ وَٱلْأَرْضِ وَمْ ي murah و و و namaُۥ و و و و و و و و و و و و و و و و و و و و و و و و و و و و و و و و و و و كُ كُ كُ كُ كُ Λَقْدِيرًا
Artinya: “Bagi-Nyalah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan Dia tidak mempunyai sekutu dalam kekuasaan-Nya, dan Dialah yang menciptakan segala sesuatu, dan Dialah yang menetapkan ukurannya setepat-tepatnya.” (QS Al-Furqan : 2).
7. Surat Al-A’la Ayat 1-3
سَبِّحِ ٱسْمَ رَبِّكَ ٱلْأَعْلَى. ٱلَّذِى خَلَقَ فَسَوَّىٰ. وَٱلَّذِى قَدَّرَ فَهَدَىٰ
Artinya: “Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi, yang menciptakan dan menyempurnakan (ciptaan-Nya), dan yang menentukan (setiap) ukuran dan memberi petunjuk.” (QS Al-A’la : 1-3).
Dalil tentang Takdir dalam Hadist Nabi Muhammad SAW
1. Hadits Pertama
Ibnu Rajab mengutip dari Sahih Muslim bahwa ada hadits Abdullah bin Amr RA dari Rasulullah SAW yang mengatakan:
“Sesungguhnya Allah telah menciptakan nasib seluruh makhluk lima puluh tahun sebelum menciptakan langit dan bumi.” (HR Muslim No. 2653).
2. Hadits Kedua
Dalam Shahih Muslim juga terdapat hadits dari Jabir RA bahwa ada seseorang yang bertanya kepada Nabi SAW:
“Ya Rasulullah, perbuatan hari ini sesuai dengan apa? Apakah sesuai dengan sesuatu yang telah dikeringkan penanya dan takdir yang sedang terjadi atau sesuai dengan sesuatu yang akan datang?”
Nabi SAW menjawab “Tidak, melainkan berdasarkan apa yang telah dikeringkan pena dan takdir yang telah terjadi.”
Laki-laki itu berkata, “Lalu untuk apa benda itu?” Nabi SAW kemudian bersabda, “Lakukanlah, karena segala sesuatunya dimudahkan atas apa yang diciptakan untuk itu.” (HR Muslim No. 2648).
3. Hadits Ketiga
Berdasarkan hadits riwayat Ubadah bin Ash-Syamit RA, Nabi SAW pernah bersabda:
“Sesungguhnya yang Allah ciptakan pertama kali adalah sebuah pena, lalu Allah berfirman (kepada pena itu), ‘Tulislah.’ Kemudian sejak saat itu terjadilah sesuatu dari apa yang telah ditakdirkan hingga hari kiamat.” (HR Imam Ahmad, Abu Dawud, dan At-Tirmidzi).
Itulah 10 dalil tentang takdir yang menunjukkan bahwa ketetapan Allah SWT telah tercatat dalam Lauhul Mahfudz sejak sebelum makhluk-Nya diciptakan, wallahu a’lam.
Link terkait :