Jamie Carragher menjelaskan alasan mengapa Liverpool tidak memilih Ruben Amorim, yang kini menjadi manajer baru Manchester United, sebagai pengganti Jurgen Klopp. The Reds memang sempat lebih dahulu mendekati Amorim.
Klopp mengumumkan di awal tahun bahwa ia akan mundur dari posisi manajer Liverpool pada akhir musim 2023/2024. Xabi Alonso, mantan pelatih Liverpool, muncul sebagai kandidat utama untuk menggantikan Klopp.
Namun, ternyata Alonso memutuskan untuk tetap bertahan di Bayer Leverkusen. Liverpool lantas mulai mencari kandidat lain dan sempat dikaitkan dengan Ruben Amorim dan Arne Slot. Pada akhirnya, mereka memilih Slot sebagai pelatih baru.
Carragher, yang terkesan dengan performa Liverpool di bawah arahan Slot, juga mengakui kekagumannya pada Amorim.
Ruben Amorim Tidak Jadi ke Liverpool
Carragher percaya bahwa gaya permainan Amorim yang lebih menyukai formasi tiga bek menjadi alasan mengapa ia tidak dipertimbangkan lebih lanjut untuk posisi di Liverpool.
Setelah spekulasi yang berkembang beberapa hari, Amorim akhirnya resmi diumumkan sebagai manajer baru Manchester United. Namun, dia baru akan meninggalkan Sporting Lisbon dan mulai bekerja di MU pada 11 November 2024.
“Ruben Amorim adalah salah satu pelatih generasi saat ini yang menerapkan formasi tiga bek, seperti Xabi Alonso di Bayer Leverkusen dan Simone Inzaghi di Inter Milan,” ujar Carragher.
“Dugaan saya, salah satu alasan Liverpool memilih Slot daripada Amorim musim panas lalu adalah karena pelatih asal Belanda tersebut lebih menyukai formasi empat bek, sehingga lebih mudah untuk melakukan transisi dengan skuad yang ada.”
Dari Ten Hag ke Amorim
Carragher lantas mempertanyakan apakah Dan Ashworth dan Jason Wilcox, petinggi MU sudah mempertimbangkan potensi masalah dalam perubahan gaya dari Ten Hag ke Amorim.
“Di bawah Jurgen Klopp, gaya permainan tim utama telah diadaptasi hingga ke level akademi untuk memastikan pemain yang naik ke tim utama sudah terbiasa dengan pola permainan yang ada,” tambah Carragher.
“Mungkin saja mereka telah mencapai titik di mana hal ini menjadi kekhawatiran sekunder karena mereka ingin memberikan kebebasan penuh kepada pelatih baru untuk memulai dari awal, tanpa memandang profil pemain yang sudah ada,” tutupnya.