
Malam itu, Kevin De Bruyne tak kuasa menahan air mata. Sang maestro Belgia resmi mengakhiri sepak terjangnya selama 10 tahun bersama Manchester City.
Di tengah gelora emosi yang membanjiri Etihad Stadium, dia menerima penghormatan terakhir dari fans, rekan setim, dan pelatih Josep Guardiola setelah City menang 3-1 atas Bournemouth.
Meski tak mencetak gol, kehadiran De Bruyne tetap menjadi sajian utama. Dia terpaksa diganti lebih awal usai kartu merah Mateo Kovacic, tapi tepuk tangan meriah dan pelukan hangat dari Guardiola menjadi bukti betapa besar jasanya bagi klub.
Usai laga, dia kembali ke lapangan untuk acara perpisahan khusus, disambut guard of honour dan video montase yang memutar momen-momen terbaiknya.
Bagian Abadi Manchester City
Ditemani sang istri, Michele, dan ketiga anaknya, De Bruyne berdiri di tengah lapangan dengan mata berkaca-kaca. Guardiola bahkan tak bisa menyembunyikan air matanya ketika klub mengumumkan bahwa sang gelandang akan diabadikan dalam bentuk patung di luar stadion.
“Ini sangat emosional,” ujar De Bruyne, seperti dikutip BBC Sport. “Patung itu berarti saya akan selalu menjadi bagian dari klub ini.”
Dengan suara bergetar, dia mengungkapkan betapa Manchester telah menjadi rumah bagi keluarganya. “Anak-anak saya lahir di sini. Saya dan istri datang dengan niat tinggal lama, tapi tak menyangka akan bertahan 10 tahun dan meraih segalanya bersama klub,” katanya. Dia pun yakin City akan terus melangkah maju tanpa dirinya.
Malam yang Tak Terlupakan di Etihad Stadium
Malam itu, meski legenda musik Bruce Springsteen sedang manggung di dekat stadion, perhatian tetap tertuju pada De Bruyne.
Kaos dan syal bertuliskan namanya memenuhi tribune, sementara mural raksasanya menghiasi Northern Quarter Manchester. Klub juga mengabadikan namanya di jalan akademi dan mempersembahkan mosaik khusus untuknya.
Setiap kali bola menyentuh kakinya, fans berharap dia mencetak gol atau assist terakhir. Peluang emas pun datang, tapi tendangannya malah menghantam mistar. “Ini buruk,” akunya sambil tertawa. “Anak saya pasti akan mengejek saya hari ini.” Namun, kesalahan itu tak mengurangi kemegahan malam perpisahannya.
Warisan Sang Raja
Selama satu dekade, De Bruyne mengoleksi enam gelar Premier League, dua kali dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Musim Ini, dan tiga kali meraih Playmaker Award. Rekor 20 assist dalam satu musim (2019/20) yang dia pegang bersama Thierry Henry menjadi bukti kehebatannya.
“Saya ingin bermain dengan kreativitas, gairah, dan kebahagiaan,” ujarnya.
Ketika ditanya bagaimana dia ingin dikenang, jawabannya sederhana: “Dengan sukacita.” Malam itu, fans membalasnya dengan yel-yel, “Kami ingin kau tetap di sini!”
Namun, King Kev akhirnya melangkah pergi, mengakhiri era keemasan di Etihad dengan senyum dan air mata.